“Kamu kemana aja, kok semalam hilang tiba-tiba?”
“gak papa”
“Udahlah kita putus aja yah”
*hening
Itulah sebait isi sms yang membuat nasi goreng yang baru 2 sendok
kusantap terasa basi. Bagaimana tidak, cowok yang kubanggakan yang setia
menjadi foto profil BBM ku ini tiba-tiba menyentakku dengan kalimat
yang mematikan.
Iya, dia adalah AN Seseorang yang mengisi hari-hariku 3 bulan ini.
Mungkin kalian bakal nyengir “Ah baru 3 bulan juga, bentar lagi juga
bakal lupa”
No kalian salah, nyaris setengah tahun sudah aku tak mendengarnya
memanggilku sayang, terima sms selamat pagi dan alarmnya yang selalu
mengingatkan aku beribadah.
Aneh memang, jika waktu 3 bulan ini bisa membuat aku gila berabad-abad.
Baiklah akan kuceritakan, sebut saja AN dia adalah seorang cowok
manis, cuek dan sedikit pemalu, aku menyukainya sudah sejak 4 tahun
lalu, saat itu aku tak seperti pengagum rahasia yang hanya memendam saja
dan berani menikmati senyumnya dari kejauhan. Aku sudah pernah
mengirimkan salam lewat temanku yang kebetulan sekelas dengan dia,
bahkan aku juga sudah pernah dilabrak pacarnya karena berani menemui dia
di bangku kelasnya *ironismemang, Keisengan temanku lah yang
mendorongku masuk ke pintu kelasnya membuat mau tak mau aku maju ke
arahnya dan menyapa hingga bertukar nomor hp denganya.
Tapi saat itu kami tak menjalin kedekatan lebih lama apalagi setelah
si tomboy itu mendatangiku dengan kalimat dan nada tinggi. bukan lagi
nyanyi loh yah, si tomboy ini karatewati bukan solois
—
Saat itu aku sedang berulang tahun, hampir semua kontak di bbm ku
mengucapkan selamat, termasuk dia yang memang sudah berteman dengan aku
di kontak bbm tanpa sadar siapa yang menginvite duluan ( anggap saja
takdir).
“Happy birthday (disertai emotion pesta ala bbm)”
“Makasih (emotion malaikat)”
Yah begitulah sapaan pertama kami setelah 4 tahun kejadian tanpa sapaan tanpa cerita walau satu sekolah.
Selang sebulan kemudian aku melihat perubahan status yang ada di
bbmnya, yang tadinya berisi inisial nama cewek tomboy yang mengomeliku 4
tahun lalu menjadi SINGLE.
Tanpa ada niat centil aku iseng mengirim messeng ke dia.
“Ciee kok statusnya diganti? galau yah..”
“hhe gak papa, udah gak sama-sama kok”
Aku berlalu pesannya tak kubalas lagi..
Saat itu aku tak menaruh harapan atau sok memiliki peluang karena
memang aku sempat mengubur perasaanku setelah melihat frekuensi
pacarannya yang selalu mesra di sekolah tapi memang setelah lulus SMA
dulu sejoli ini terpisah karena AN harus kuliah di pulau jawa yaitu solo
Hingga akhinya setiap minggu ke minggu dia semakin sering menyapa dan
mengajak ngobrol di jejaring sosial.
Seiring berjalan waktu entah kenapa perasaan merah jambu yang 4 tahun
lalu kurasa itu muncul kembali di permukaan. saat mengobrol dengannya
aku mulai berani menaruh perhatian-perhatian kecil padanya. Entah kenapa
sosok cowok pemalu dan yang pernah menggantung perasaanku ini mulai
menghadirkan rona pipi di wajahku.
Aku tahu ini lucu.. tapi ini nyata aku mulai menyukainya dan.. Sampai
akhirnya dia menyatakan sesuatu padaku, iya sesuatu kalimat yang biasa
dikenal dengan kata “nembak”
“Aku boleh jujur?”
“Silahkan”
“Aku menyukaimu”
*jleb sontak kalimat ini membuatku kaget walaupun sebenarnya ini yang mungkin hatiku inginkan sejak dulu.
Saat itu aku memang langsung ngomong ke dia kalau aku gak percaya
sama apa yang baru saja disampaikan dan sempat menghilang beberapa hari
setelah itu.
Mungkin perasaan merah jambu itu yang mebuatku tak mampu lama-lama diam
tanpa kabar dari dia. akhirnya aku buka akun sosial facebookku dan
ternyata sudah banyak pesan masuk dari dia.
Jujur aku masih tak percaya dengan kalimatnya 4 hari lalu, sungguh membuatku melayang setengah koma.
“Rin..”
“Where’r you rin?”
“Rin?”
“Rin I need you”
Aku tak sanggup membaca pesannya ini tanpa membiarkan jari-jari tanganku mengetik balasannya walau ini terasa seperti mimpi.
“Kamu kenapa?”
“Aku sayang kamu”
Aku kembali berlalu dan meninggalkan nomor handphoneku di pesan kami
itu. lalu menutupinya dengan mengambil lirik lagu Ten2five – Jika
menjadi status dengan maksud sedikit menyentuhnya.
Saat itu aku tak berharap lebih lagi, aku rasa jika malam itu harus
kuakhiri kedekatanku dengan dia aku akan tetap bahagia karena telah
mendengar kalimat yang kuimpikan selama ini dari mulut manis cowok yang
aku dambakan sejak SMA.
Tapi..
Smsnya datang dan menawarkan diri untuk menelfonku. Aku menolak saat itu
bukan karena tak sanggup mendengar suara lembutnya tapi karena saat itu
memang sudah larut malam, tak baik membangunkan teman sekamar hanya
gara-gara Roman picisan ini.
Akhirnya dia tumpahkan semua perasaan yang ada dalam hatinya walaupun
hanya lewat sms saat itu aku benar-benar dibuatnya mimpi indah. tidak
ini bukan mimpi untuk saat itu semuanya nyata dan memang indah..
Tak langsung kujawab pernyataan cintanya, ku cerca dia dengan
beberapa pertanyaan bahkan pernyataan untuk mematahkan keinginanya
menjadikan aku pacarnya saat itu. Tapi dia mampu meyakinkan aku dan
tepat di tanggal 15 April kami pun resmi jadian.
Sebagai pelakon hubungan jarak jauh awalnya hubungan kami baik-baik
saja bahkan mesra karena walau di tempat yang berbeda bagaimanapun
caranya kami kompak harus makan di waktu yang sama walau salah satu dari
kami sudah keroncongan
Di minggu pertama kami terlihat wajar saja, setiap sebelum tidur pun
aku selalu mengirimkan Voice note ke dia yang berisi suara merduku
(menurut dia)
Hubungan kami memang sedikit datar dan mungkin mulai terasa
menjenuhkan untuk dia tapi tidak untuk aku, aku sangat menikmati dan
selalu berusaha sabar ketika harus menunggu kabarnya ketika dia sibuk
dengan kegiatannya disana.
Sampai akhirnya dia sempat tak ada kabar sekitar 4 hari, sebelum ini
frekuensi hubungan kami memang mulai hambar dia jarang mengirim pesan
singkat hanya saat pagi dan malam sebelum tidur, bagiku aneh karena
sebelumnya kami begitu intim berkomunikasi.
Selang kemudian aku mengirim pesan ke facebooknya.
“Kasih penjelasan Sayang, aku khawatir”
Tentu membuatku bingung, dia bisa meluangkan waktunya hari itu di status
facebooknya tapi tidak dengan pacarnya yang sudah gelisah
mengkhawatirkannya. memang sebelum dia menghilang dia sempat memberi
kabar bahwa dia akan berangkat ke Magelang, aku menyetujui keinginannya
itu karena memang aku bukan tipe cewek posesif yang suka mengandangkan
pacar bak serigala.
Tak ada respon dari pesanku itu bahkan sudah ribuan panggilan telfon
dariku yang diabaikannya serta beberapa sms yang tak satu pun digubris.
Saat itu aku bingung, cemas dan sedikit berfikiran negatif meragukan kesetiaan orang yang baru ku miliki ini.
Titik air itu tak mampu kubendung hingga semakin deras mengailir di mata pandaku yang memang belakangan ini tidurku tak tentu.
Aku coba bersabar dan mengontrol emosiku untuk tak gegabah
mengeluarkan keputusan. saat itu aku menenangkan diriku sendiri apapun
keputusan yang akan kubuat malam itu tentu tak akan menjawab kediamannya
beberapa hari ini karena sudah pasti tak dapat penjelasan dari dia.
Malam itu aku berhenti sejenak menghubunginya dan tertidur dengan sendirinya bersama bantal yang sudah lembab oleh air mataku.
Esok paginya dengan mata sembab aku segera meraba-raba handphoneku
entah kenapa aku rindu pada sosok yang semalam kutangisi itu, tidak ada
balasan sms satu pun dari kontaknya dan aku memilih membuka akun
facebookku kemudian meihat wall facebook kekasihku itu, aku membuka dan
menyimak satu per satu status nya. aku terkejut dan sedikit terisis
bukan karena isi satusnya tapi wanita itu, Entah ada angin apa dia
tiba-tiba muncul dan menyukai (like) semua status mantan kekashinya itu
bahkan status-status jauh dari hari itu. Sedikit geram dan penasaran
(cemburu lebih tepatnya) aku membuka lagi wall facebook si tomboy itu
ada status bernada “Rindu” disitu *sekalilagidiatidaksedangbernyanyi
Saat itu aku coba berlalu dari jejaring sosial yang membuatku meringis
itu. Tak kupungkiri setelah itu berbagai gejolak datang menerobos
jantung yang memang sesak belakangan ini, Aku bingung harus bagaimana
karena kekasihku ini saja tak ada kabar beberapa hari ini. aku memilih
menceritakan kegundahanku ini pada sahabatku melalui telfon.
Banyak siraman petuah kudapatkan dari hasil tukar pikiranku dengan sahabatku tadi namun hati ini masih saja tak tenang.
Malam pun tiba dan ya, ada ucapan selamat malam datang dan itu dari
kontaknya yang aku tunggu-tunggu beberapa hari ini yang sungguh
membuatku hampir gantung diri (elbeye)
Messengenya ini memang telah menghadirkan perdebatan antara kami,
begitu panjang penjelasan dari dia. Aku terima karena memang aku tak
pernah menuntut apa-apa selain penjelasan dan kabar dari dia. Aku memang
bukan sesabar Aisyah sebagai istri Nabi Muhammad tapi entah kenapa
selama bersama dia aku selalu menuntut diriku untuk sabar menghadapinya.
Setelah kejadian dan penjelasan itu hubungan kami kembali membaik, tak
lagi ku ungkit-ungkit apapun masalah kami sebelumnya bahkan tentang si
tomboy itu, aku tak rela menyebut namanya dan mengingatkannya pada orang
yang kusayangi ini.
Mungkin hubungan kami ini benar-benar sedang pada masa sulit sampai
akhinya kembali terasa hambar, apapun yang kami bicarakan di setiap
komunikasi kami menjadi tak berasa lagi. apalagi setelah dia menanyakan
masa laluku yang kurasa tidak penting untuk di kuak kembali, kurasa
sosok yang bergelar mantan tidak patut untuk dibahas saat kita sudah
memiliki hati baru, karena akupun tak pernah menanyakan kisah indahnya
dengan si tomboy itu meski aku sangat penasaran kenapa cowok semanis dan
pemalu seperti dia bisa menjalin hubungan dengan wanita setengah pria
itu.
Aku jenuh dengan isi pesan singkat kami saat itu dan aku pun berlalu tanpa balasan untuknya..
Itulah aku, aku lebih memilih diam daripada harusn terus bicara tapi
menyakiti hatinya. Semua kumaksud untuk menjaga hati dan hubungan kami.
Dan keesokan malam itulah semuanya terjadi..
messengnya datang dan membuatku hampir tewas, dia mengejutkanku, membuat
rintik itu jatuh lagi ke pipiku bahkan lebih deras dengan isakan bak
balita direbut botol susunya dan tentu membuat makanan yang aku kunyah
mendadak terasa tak bergaram.
Dia memutuskanku!
Sakit, sakit dan memang sakit… Gila memang jika menangisinya
membutuhkan waktu lebih lama dari memilikinya, Entah kenapa perasaan itu
begitu kuat meski baru kujalani tak lebih dari setengah tahun ini.
kuharap semua mengerti karena memang dia sudah kucintai jauh sebelum aku
memilikinya, ya kuhitung dari detik ini.
Aku memang lupa, lupa kalau orang yang kucintai ini memliki hati yang
keras dan mudah tersinggung. dia paling tidak suka jika kutinggal tidur
tanpa memberitahunya lewat pesan singkat, apalagi tiba-tiba menghilang
tanpa membalas pesannya malam itu.
Aku mencoba tegar, pasrah pada apa yang sudah dia putuskan hari itu
tapi memang sulit apalagi jika terus melihat statusnya di jejaring
sosial tanpa ada tentang aku lagi disana. Aku memutuskan pertemanan kami
di setiap akun sosial, tak berselang waktu lama dia pun membalas
sikapku itu dengan memblock akun ku di akun miliknya. Tentu semakin
sakit, Aku lupa dan lagi-lagi aku lupa kalau si pemalu ini adalah orang
yang mudah tersinggung. sikapnya ini benar-benar mematikan langkahku,
tak ada lagi yang mampu kulakukan selain meratapi diri sendiri saat
merindukan dia.
Hari demi hari kulewati..
Aku coba untuk move on dari pahitnya keseharianku yang sudah 4 bulan ini tanpa dia.
Memang sulit, apalagi terkadang aku sering menyiksa diriku sendiri
dengan mendengar lagu-lagu mellow dan membiarkan kuliah kutinggalkan
dalam beberapa hari, bahkan aku sempat kecelakaan karena mengendarai
sepeda motor sambil menghayal (entah bagian kenangan mana yang aku
khayalkan saat itu–)
GILA! kata itulah yang tiba-tiba muncul dari benakku.
“Wake up Rin.. jangan siksa dirimu dengan orang yang memang sebelumnya kamu mampu berdiri tanpa dia”
Dari sinilah aku mulai membangkitkan semangatku kembali, aku mencoba tak
lagi mendengarkan lagu-lagu mellow, tidak lagi menatap fotonya sambil
showerran, mengurungkan niat melihat akun sosialnya melalui akun teman
(semenjak di block) dan tentu tidak lagi menghayalkan wajahnya saat
mengendarai motor.
Alhamdulillah, Aku mampu kembali pada duniaku, kembali pada senyumku dan
tentunya kembali pada Tuhanku (Bagian yang tak mungkin kulupakan seumur
hidup)
Aku kembali fokus pada kuliahku, kembali mencintai pekerjaanku sebagai
guru les private, kembali menggiati obsesiku sebagai penulis, menambah
hobi-hobi baru dan yang pasti menikmati gelar baruku yaitu single.
Indah memang mencintai tapi semuanya tak perlu berakhir dengan memiliki
selamanya, percayalah bahwa banyak hal baik menanti di luar sana.
Pages
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sample Text
pengunjung
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
-
Hari yang cerah menuntunku berangkat sekolah, “aku harus semangat” gumamku dalam hati. Namaku alifa aku biasa dipanggil ifa, aku adalah ce...
-
Karena kita menghadirkan rasa Kicauan burung seakan membuatku menari, walau ku tahu hari ini semua telah berbeda. Orang yang selalu menja...
-
Bagian 9 Apapun itu, Maafin aku Siang ini aku merasa begitu lelah. Terik mentari juga membuatku begitu haus, itu alasannya...
-
Bagian 2 So Sweet…. Rerimbunan pelepah nyiur diufuk barat memaksa mentari redup lebih awal. Menyembunyikannya dibalik gu...
-
Bagian 8 Maafin Aku Siang ini perutku begitu lapar. Karena insiden pagi tadi aku tidak sarapan, ibu jadi marah dan tidak memasak apa...
-
“Kamu kemana aja, kok semalam hilang tiba-tiba?” “gak papa” “Udahlah kita putus aja yah” *hening Itulah sebait isi sms yang membuat nasi...
-
Bagian 5 PUTUS Seperti biasa pagi ini aku duduk didepan kantor guru, tak lain untuk sekedar berpandangan dengan Resza. Dul...
-
Ku tatap langit sore hari itu. Warna jingga disertai mentari yang bulat kehitaman mulai untuk terbenam. Yah, sunset pun tiba. Angin membel...
-
Bagian 7 BELAHAN JIWA Saat ini aku rasa hidupku begitu indah. Tak ada 1 pun yang kurang yang masih aku inginkan, kecuali p...
-
Bagian 4 Siapa Lagi Dia??! Bekas luka tempo hari sebenarnya belum begitu sembuh. Tapi aku harus sembuh. Kembali pada keada...
0 komentar:
Posting Komentar