Langit Senja
Prolog
Sebuah sinar kini membias langit. Menembus pada baitan awan putih yang berjajar beriringan. Menyorotkan segaris sinar pada celah dedaunan. Menyiratkan mentari yang kini mulai condong. Bayangan panjang tempatku bersanding mulai membelakangi.Perlahan mentari mulai pergi. Bersembunyi bersama langit yang mulai gelap. Angin pun tak lagi berhembus. Satu bintang bersinar disana, tanpa bulan dan apapun yang menemaninya. Venus, semakin dia berdiri sendiri, dia akan terlihat lebih terang. Bersinar, sendiri, dia tegar. Meski tanpa siapapun.
Perjalanan hidupku aku rasa begitu panjang. Begitu melelahkan. Hingga suatu hari aku merasa begitu lelah. Dan disaat itulah, semua kenyataan datang. Seperti sebuah hantaman yang siap menghancurkanku. Tak ada yang bisa kulakukan, selain menunggu, dan menunggu.
Takdir yang membawamu datang dalam hidupku, dan ternyata takdir pula lah yang akan membawamu pergi. Datang, pergi.
Hingga suatu hari aku mulai menyadari apa yang aku cari.
Terimakasih untuk waktu yang selama ini telah membuatku yakin satu hal untuk selalu menunggumu, disini.
0 komentar:
Posting Komentar