Bagian 4
Siapa Lagi Dia??!
Bekas luka tempo
hari sebenarnya belum begitu sembuh. Tapi aku harus sembuh. Kembali pada
keadaan semula. Tanpa masalah, tanpa kebahagiaan, tanpa kak Andi. 1 bulan
kebersamaanku dengannya bukan hal singkat tanpa cerita. 1 bulan juga inilah aku
bisa sesekali tersenyum.
Bayangannya
yang semu tak kupungkiri masih hadir disini. Dihadapanku sesekali. Ingat perjuangan
yang ia lakukan untuk mengenalku seringkali membuatku tersenyum simpul. Apalagi
cerita ketika ia mengenaliku sebagai Tyas.
Yang aku
kagumi sebenarnya bukan sosok seorang Andi, tapi justru sahabatnya yang bernama
Resza yang sering ia ceritakan. Resza Armita Wibisono. Siswa 11 bahasa,sahabat
sekaligus penasehatKak Andi. Kak Andi bilang, Resza adalah sahabatnya yang
paling baik. Bagaimana tidak, selama ini justru Resza lah yang bekerja
mati-matian untukku dan kak Andi. Dari mulai mencari info tentangku, mencarikan
nomer hpku. Dan itu tu bukan hal yang bisa dikatakan mudah. Apalagi insiden
penipuan yang dilakukan Doni itu.
Tapi demi
sahabatnya, Resza rela melakukan itu semua. Tak hanya berhenti disitu, untuk
masalah jadwal mainku dengan kak Andi, Resza juga lah yang mengaturnya.
Benar-benar sahabat yang baik bukan?
Tanpa
disadari aku telah terlamun selama 15 menit untuk itu.
“Navila.
Nilai udah keluar tuh…” kata Yessi memberiku tahu.
“Oh ya??
Nilaiku gimana?” tanyaku yang kemudian reflek berdiri.
“Kamu mah
baik. Aku yang jelek” gerutu Yessi.
“Haha,
makanya belajar dong.”
“Males ah..”
“Doni mana?”
“tu di
depan..” tunjuk Yessi yang kemudian ngeloyor pergi seperti biasa.
“Don.. gimana
nilai kamu?” tanyaku yang langsung menghampiri Doni.
“Jelek Vil”
jawabnya lesu.
“Ah udah,
nggak usah ngomongin itu.” Kataku berniat mengalihkan arah pembicaraan..
“heemmmmmn”
degusnya kemudian duduk dikursi depan kantor kesiswaan.
“Udah jangan
dipikrin.”
_--*--_
Kehidupan
yang aku jalani kini aku rasa berubah drastis. Terutama sikapku pada Doni. Aku
mulai belajar untuk mencintainya, apapun itu, bagaimanapun itu, aku tetap
berusaha.
Create message
Sayang..
Send to Doni
1 message from Doni
Apa sayang?
Reply
Masih mikirin nilai ya?
Send
1 message from Doni
Enggak kok
Reply
Hehe bagus. Lagi ngapain sayang?
Send
1 messsage from Doni
Tiduran aja sayang. Kamu?
Reply
Sama sayang. Aku juga.
PENDING!
Haduh kok malah pending sih. Padahal aku
lagi kesepian dan kebetulan Cuma smsan sama Doni. Udah 20 menit sms
pending. Huh, aku begitu bosan kalau
mesti menunggu. Tiba-tiba hpku berbunyi. Pasti itu Doni. Aku langsung lari
menghampri ponselku untuk segera membuka sms masuk barusan.
1 message from
085643498059
Navila :D
Lhoh, kok bukan Doni sih?! Gerutuku yang
memang kecewa.
Reply
Siapa ya?
Send
1 message from 08564398059
Aku Resza. Temennya Andi.
Hah? Resza?! Tanyaku yang kini semakin
kaget.
Reply
Oh. Dapet nomerku dari kak Andi
ya?
Send
1 message from Resza
Iya. Eh salam kenal ya.
Reply
iya, salam kenal juga J
Send
1 message from Resza
Lagi ngapain?
Reply
Nggak ngpa-ngapain
Send
1 message from Resza
Nggak smsan sama Doni?? :D
Reply
Enggak
ni. Kok tahu soal Doni sih? Sial
Send
1 message from Resza
Tahu dong, Andi yang cerita. Aku
itu sahabatnya Doni.
Reply
Iya. Kak Andi juga sempat cerita.
Send
1 message from Resza
Buat dapetin info soal kamu,
sampe kemaren kalian putusin buat saling lupain aja aku tau. Sampai-sampai aku
jadi tau banget soal kamu.
Reply
Oh ya? Wah J
Send
1 message from Resza
Iya dong Navila J
Siapa lagi dia??
Seseorang tiba-tiba masuk dalam hari-hariku kembali ketika aku mulai berusaha
mencintai Doni. Lagi-lagi godaan datang.
_--*--_
Aku rasa tiada hari
tanpa pertengkaran antara aku dan Doni terjalin. Pagi ini lagi-lagi aku harus
bertengkar dengannya setiba aku di sekolah, bahkan belum sempat menaruh tas dan
jaketku di meja. Aku heran. Hubungan ini selalu terisi dengan pertengkaran tapi
masih bisa bertahan sejauh ini. Kalau bukan memang kebaikan yang dia selalu
berikan mungkin aku sudah muak.
Ulangan Kenaikan
Kelas kini tiba. Waktunya untukku untuk benar-benar focus. Targetku untuk
menjadi juara 1 umum aku rasa telah didepan mata. Tinggal selangkah dan aku
berharap aku benar-benar mendapatkannya.
Hal inilah
alasan tepat untukku menghindar dari Doni. Selama seminggu UKK di gelar rasanya
benar-benar menguras otak, tapi disisi lain menjadi waktu terindah karena
selama seminggu pula tanpa Doni.
Dari 17 mata
pelajaran syukurlah aku mencapai KKM tanpa harus remidi. Meskipun ada satu dua
nilaiku yang minim tapi aku sangat bersyukur karena tak perlu repot-repot lari
kesana-kemari untuk remidi. Aku hanya perlu duduk dan tak perlu belajar lagi
sampai penerimaan rapor.
Jadwal minggu
ini adalah remidi. Karena aku tidak remidi aku juga tak perlu repot-repot belajar.
Sebenarnya tidak sekolah juga tak apa, tapi sebagai murid yang tertib aku tak
ingin melakukannya. Apapun kegiatanku disekolah aku pasti berangkat.
Sambil
menunggui teman-temanku yang kebetulan remidi, kali ini aku duduk di depan
kantor guru. Tak lain untuk menghindar dari Doni. Kalau dia tahu aku di kelas
sudah jelas dia akan mencari masalah denganku.
Lagi-lagi
Tuhan entah memberiku musibah atau anugrah. Karena kebetulan kantor guru itu
dekat dengan kelas 11 bahasa aku lihat disana ada Resza dan Kak Andi.
Sebenarnya ada banyak yang lain, tapi kebetulan hanya mereka yang aku kenal
baik. Bukan hal biasa harus bertatap muka dengan kak Andi. Di satu sisi aku
merasa bahagia karena masih bisa melihatnya, tapi disisi lain aku kembali
teringat masa-masa dimana dia selalu mengisi setiap hari-hariku.
Dengan hal
yang sama, sedikit kini aku mulai melirik kearahnya yang sedari tadi
kelihatannya memperhatikanku. Satu yang membuatku kini begitu cemas. Ternyata
ada Doni juga yang sedari tadi memandangku sinis dari balik pintu perpustakaan.
Aku rasa dia tahu apa yang kulakukan disini, apalagi kalau bukan karena ada kak
Andi dan Resza disana.
Aku yakin,
masalah baru akan datang entah kapan. Mungkin sepulang sekolah, atau nanti
sore, bisa saja nanti malam atau besok pagi dikelas.
Sepulang
sekolah aku sangat berniat untuk mematikan hpku, tak lain agar Doni tak
memarahiku. Tapi setelah kupikir-pikir dia akan semakin marah kalau tahu aku
mematikan hp. Jadi, apapun itu, aku akan tanggung resikonya. Sial. Baru saja
berfikir tiba-tiba hpku berbunyi tanda sms masuk. Pasti itu Doni, aku sudah
menyiapkan mental untuk menerima kemarahan dari Doni soal insiden tadi siang.
1 message from
Resza
Navila.
Hah? Resza? Aku kira Doni, hampir aja
jantungku copot. Tanganku juga udah gemeteran buat ngambil hp. Ternyata itu
Resza, bukan Doni. Aduh, ada apa ya dia
sms aku lagi?? Sebenarnya sudah 3 hari belakangan ini aku menghindar dengannya.
Bukan karena aku malas dengannya, tapi aku takut dengan Doni. Dia pasti akan
marah kalau tahu aku smsan dengan cowok lain. Tapi nggak bisa dipungkiri, aku
kesepian. Apapun resikonya, aku rasa aku harus berani mulai saat ini.
Reply
Iya..
Send
1 message from Resza
Aku tadi lihat kamu lho didepan
kantor guru.
Reply
Oh ya?
Send
1 message from Resza
Iya. Tapi tadi kok kamu tiba-tiba
aja ikut Doni pergi sih?
Reply
Hehe. Iya. Maaf
Send
1 message from Resza
Aku dengar kamu sering dimarahin
Doni ya?
Reply
Siapa bilang? Enggak kok J
Send
1 message from Resza
Nggak usah bohong. Temen-temen
kamu pada ngomongin kamu. Mereka kasian kalau ngliat kamu dimarahin Doni.
Reply
Hehe. Nggak papa kok. Aku nggak
papa. Udah biasa.
Send
1 message from Resza
Kamu jangan mau Navila. Kalau
kamu nggak keberatan, aku mau kok jadi temen curhat kamu. Kalau kamu lagi ada
masalah kamu cerita aja. Kalau perlu aku pengen banget bantuin kamu.
Reply
Serius? Kenapa kamu sebaik itu?
Padahal kan selama ini aku udah suka cuek sama kamu, apalagi akhir-akhir ini.
Emangnya kamu nggak benci sama aku?
Send
1 message from Resza
Enggak kok. Aku tahu sebenarnya
kamu baik. Hanya saja kamu takut dengan Doni. Nggak perlu jawab, temen-temen
kamu udah cerita banyak soal kamu dan Doni. Aku pengen aja lebih deket sama
kamu.
Reply
Kenapa?
Send
1 message from Resza
Pokoknya aku peengen deket dan
bantuin kamu. Alasannya suatu hari nanti kamu pasti tahu, ini belum saatnya
Navila.
Reply
Sebenarnya selama 10 bulan
hubunganku dengan Doni ini aku nggak pernah suka.
Send
1 message from Resza
Lalu kenapa kamu masih bertahan?
Itu Cuma buat kamu sakit Navila.
Reply
Dia orangnya baik. Selalu bantuin
aku dalam segala hal. Aku nggak mungkin mutusin dia.
Send
1 message from Resza
Kamu nggak boleh gitu.
Sepandai-pandainya kamu menyembunyikan bangkai, suatu hari bakal tercium.
Reply
Iya. Aku tahu. Tapi biarlah. Aku
hanya ingin waktu berjalan, dan aku mengikutinya. Hanya itu.
Send
Setelah
kupikir-pikir Resza benar juga. Apakah aku harus merelakan kebahagiaanku untuk
orang lain? Tapi….. sudahlah, aku benar-benar pusing. Aku hanya ingin mengikuti
waktu. Karena waktu yang membawaku pada Doni, harusnya waktu juga yang
membawaku pergi. Jika itu memang takdirku.
0 komentar:
Posting Komentar