Bagian 6
Jadian
Insiden malam
tadi membuat mataku terlihat lebih besar dari biasanya. Tentu saja karena
tangisanku berakhir pukul 23.00 sebelum akhirnya aku terlelap.
“Navila”
panggil seseorang dibelakangku setelah aku memarkir sepeda motorku.
“Resza..”
“Kamu kenapa?
Abis nangis?”
Aku hanya
tertunduk tanpa bicara apapun.
“Apa kamu….?”
“Iya. Aku
putus. Semalam Doni marah besar dan memutus hubungan kami.”
“apa ini
gara-gara aku?”
“Nggak juga
kok” jawabku sambil tersenyum untuk mengutkan hatinya.
“Maafin aku
Navila. Aku nggak bermaksud ngancurin hubungan kalian.”
“Bukan kamu
kok.”
“Jelas-jelas
ini karnaku.”
“Bukan.
Resza, aku ada urusan pagi ini. Aku duluan ya,”
“Nanti siang
kita kerumahku ya, ada yang ingin aku bicarakan.” Tanyanya sambil menggenggam
tanganku yang memang dingin.
“Gimana kamu
sama Doni?” tanya Resza untuk membuka pembicaraan diantara kami.
“Seperti yang
aku bilang tadi, kami putus.”
“Maafin aku
Navila. Apa yang harus aku lakukan untuk mengembalikan hubungan kalian?”
“Nggak perlu
Resza. Ini juga bukan salah kamu.”
“Jelas ini
salahku. Kalau saja aku tidak mendekatimu dan mengajakmu makan siang kemaren
ini tu nggak bakal terjadi”
“Sudah lah.
Ini bukan salahmu”
“Katakan, apa
yang bisa kulakukan untukmu,”
“Nggak perlu
Resza..” kataku sambil tersenyum simpul padanya.
“Tapi, aku
nggak mau kamu sedih. Katakan Navila.”
“Yaudah kalau
kamu maksa. Tapi apa kamu sanggup melakukan ini?”
“Semampuku
aku ingin melakukannya, demi kamu Navila. Aku nggak mau kamu sedih.”
“Kamu yakin?”
“Ya. Aku
yakin. Katakan Navila.”
“Aku mau kamu
jangan pergi, tetap disini buat aku ya.”
“Maksudnya?”
“iya. Yang
aku mau kamu itu disini terus.”
“Kamu?
Serius?”
Aku tersenyum
dan Resza pun tersenyum. Perlahan ia menyentuh tanganku.
“Kamu tahu? Selama ini aku suka sama
kamu.” jelasnya
“Oh ya?”
“Tentu. Aku
boleh nggak jadi pacar kamu?”
Ini adalah
hari paling indah dalam hidupku selama ini. Tanpa berfikir lebih lama aku pun
menjawab “Tentu saja, aku juga suka sama kamu”. 28 Juni ini akan menjadi kisah
paling indah yang tak mudah untuk ku lupakan begitu saja. Dan yang membuat hari
ini lebih indah lagi adalah karena aku telah berhasil menduduki ranking 1 tahun
ini. Ini benar-benar anugrah yang patut untuk tak hentinya aku syukuri.
Terimakasih Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar