PUTUS

Senin, 19 November 2012

Bagian 5
PUTUS
          Seperti biasa pagi ini aku duduk didepan kantor guru, tak lain untuk sekedar berpandangan dengan Resza. Dulu biasanya kak Andi yang menjadi obyek hiburanku, tapi kali ini Resza. Kedekatanku dengannya melebihi kedekatanku dengan kak Andi. Sebenarnya ada alasan kenapa seperti itu, pertama karena memang Resza orangnya asyik. Selain itu dia juga bisa menempatkan posisinya, terkadang menjadi orang humoris, kadang cuek, kadang manja, tapi sesekali dia juga dewasa. Kedua karena memang tak ada sosok Velista seperti ketika dengan kak Andi, jadi aku bebas untuk dekat Resza.
          Hubunganku dengannya aku rasa kini nggak main-main. Bisa dibilang “teman tapi mesra”. Tapi tentu saja aku dan Resza tak melupakan Doni. Hubunganku dengan Doni sampai saat ini juga masih berjalan.
          Siang ini kebetulan Resza mengajakku makan siang sepulang sekolah. Bisa dibilang ini acara kencan kita yang pertama, tentu saja tanpa sepengetahuan Doni. Untuk itu setelah bel berbuyi aku langsung lari ke depan kelas bahasa seperti yang dikatakan Resza semalam.
          Setiba aku disana aku melihat Resza yang tersenyum menyapaku. Aku pun tak sungkan untuk membalasnya.
          “Jadi kan?” tanyanya sambil memandangiku.
          “Boleh” jawabku tanpa mengangkat kepala sedikit pun.
          Tiba-tiba Resza menarikku kebalik pintu dan memelukku sambil membungkam mulutku. Seketika itulah aku merasa dunia berhenti berputar. Waktu terhenti sejenak. Sudah tak bisa kubayangkan bagaimana ekspresi wajahku ketika itu. Sorot matanya yang sendu kini menatap kedua bola mataku.
Seketika kami tersentak ketika kami mulai sadar dengan apa yang kami lakukan baru saja.
          “Maaf..” kata Resza sambil melepaskan pelukannya.
          “Nggak papa kok” kataku malu bercampur bahagia.
          “Tadi ada Doni, jadi aku buru-buru narik kamu. Aku nggak mau dia tahu dan marahin kamu.”
          “Oh ya? Terus dia ngliat aku nggak?” tanyaku yang memang kini cemas.
          “Aku nggak tahu sejak kapan dia berdiri dibalik jendela perpus”
          “Lalu?? Aku takut Resza..”
          “Sudahlah, nanti saja ceritanya. Sekarang kita mending cepet-cepet pergi dari sini. Keburu Doni mergokin kita disini” ajak Resza yang kemudian mengajakku untuk pergi makan siang seperti janji kami semalam.
_--*--_
          Aku duduk disebuah meja yang telah disediakan pihak restaurant yang kami kunjungi kali ini.
          “Kamu mau pesen apa?” tanya Resza yang membukakan menu untukku.
          “Apa aja deh. Pokoknya sama kayak kamu.”
          “yaudah ini aja ya.”
          “oke”
          “Mbak pesen ini 2. Terus minumnya lemon sama air putih ya” jelas Resza pada pelayan yang berdiri disamping kami.
          “Resza, gimana kalau Doni tahu?” tanyaku yang sebenarnya sedari tadi memikirkan itu.
          “Kamu takut?”
          “Bukan takut, tapi aku khawatir. Karena jelas-jelas aku salah.”
          “ Kamu tahu nggak kalau aku itu selalu ada buat kamu? Kamu tahu nggak kalau aku bakal nglindungin kamu?”
          “Aku tahu, tapi…”
          “Sudahlah, apapun itu. Kalau dia marah denganmu, kamu bilang ya Navila. Jangan sampai kamu lemah kayak kemaren-kemaren. Kalau kamu nggak suka kamu bilang aja. Kalau kamu pengen putus kamu minta putus aja. Kamu jangan nyiksa diri kamu sendiri dan Doni. Kamu sakit, tapi sebenarnya Doni juga sakit.”
          “Baiklah..”
          “Udah jangan sedih lagi, jangan nangis dong.”
          “tapi aku…”
          “Ini kan acara kencan kita yang pertama, masak sih aku harus ngliatin kamu sedih. Aku nggak mau. Aku pengen liat senyum kamu yang biasanya aku liat setiap hari”
          Aku hanya tersenyum dan aku rasa kini aku benar-benar mulai jatuh cinta padanya.
          Malam ini semuanya ketakutanku datang juga akhirnya. Doni tiba-tiba sms aku dan apa sangka. Diaa……
          1 message from Doni
     Apa yang kamu lakuin tadi siang?! Dasar cewek murahan! Selingkuh dibelakangku!

     Reply
     Apa Don maksud kamu?
     Send


     1 message from Doni
     Nggak usah ngelak lagi. Aku liat pake mata kepalaku sendiri kamu selingkuh. Apa kamu lupa sama semua yang udah aku lakuin buat kamu? Dasar penghianat. FUCK
    
     Reply
     Ok aku ngaku. Maafin aku Don. Aku emang deket sama Resza. Tapi aku nggak selingkuh. Aku nggak ada apa-apa sama dia.
     Send

     1 message from Doni
     Halah nggak ada apa-apa kok pake pelukan segala. Udah deh, kamu itu emang cewek murahan. Aku kira kamu setia, baik, ternyata MUNAFIK. Bangsat.

     Reply
     Yang kamu omongin itu nggak bener Don. Aku bisa jelasin.
     Send

     1 message from Doni
     Udah deh cewek murahan. Mulai sekarang kita putus. Jangan pernah kenal sama aku lagi. Bangsat!

     Reply
     Don aku bisa jelasin.
     Send

     1 message from Doni
     Mulai sekarang pokoknya putus. Dasar cewek murahan!

     Reply
     Oke. Kita putus. Makasih Don buat semuanya selama ini. Aku minta maaf juga buat semua kesalahanku.
     Send

     1 message from Doni
     FUCK

          Kali ini Doni bener-bener mutusin aku. Aku nggak tahu apa yang aku harus lakuin. Dugaanku benar. Doni pasti tahu semuanya dan dia pasti melakukan ini. Disatu sisi aku merasa lega karena impianku selama ini telah tercapai, tapi disisi lain aku merasa begitu bersalah. Atas semua yang dia pernah lakukan untukku dan ternyata hubungan kami harus berhenti dengan keadaan seperti ini. Makasih Don buat semuanya, selamat tinggal.

         






0 komentar:

Posting Komentar